Laksmi Pamuntjak menyeruak di antara nama-nama
penulis perempuan dari Asia, Timur Tengah, Amerika Latin, Afrika, dan
Karibia. Ia masuk enam besar nominasi penghargaan penulisan
Liberaturpreis di Jerman.
Satu-satunya penulis yang mewakili Indonesia itu membawa karyanya yang sudah mendunia, Amba. Novel roman berlatar peristiwa 1965 itu diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman dan berjudul Alle Farben Rot.
Laksmi
menjadi nomine bersama Marguerite Abouet penulis asal Afrika, Najet
Adouani penulis asal Tunisia, Maria Sonia Cristoff penulis asal
Argentina, Ayelet Gundar-Goshen penulis asal Israel, dan Antjie Krog
yang juga penulis asal Afrika.
"Penentuan pemenangnya [Liberaturpreis] adalah melalui popularitas, dengan cara public voting.
Jadi, publik yang menentukan siapa yang terbaik," kata Dionisius Wisnu
hubungan masyarakat PT Gramedia Pustaka Utama dalam keterangan yang
diterima CNNIndonesia.com.
Hingga awal Mei lalu, Laksmi memimpin peroleh suara. Penulis Aruna dan Lidahnya
itu dipilih oleh 45,79 persen publik, berjarak tipis dari Najet di
posisi ke-dua. Hari ini, Selasa (31/5), hari terakhir pemungutan suara.
Ini bukan pertama Amba
menorehkan prestasi. Sebelumnya buku itu disebut sebagai karya
internasional terbaik paruh tahun ke-dua yang telah diterjemahkan ke
bahasa Jerman, menurut daftar sastra Weltempfaenger.
Buku itu juga disebut sebagai 10 besar karya fiksi terbaik oleh sejumlah media ternama Jerman seperti Frankfurter Allgemeine Zeitung.
Selain bahasa Jerman, Amba juga akan diterjemahkan ke bahasa Inggris dengan judul The Question of Red. Buku itu terbit 12 Juli mendatang.
Liberaturpreis
merupakan penghargaan yang diselenggarakan oleh lembaga Lit Prom.
Penghargaan itu sengaja ditujukan untuk menyuarakan penulis-penulis
perempuan yang selama ini belum terepresentasikan di dunia.
(rsa/vga)
http://www.cnnindonesia.com/hiburan/20160531154709-241-134774/novel-berlatar-1965-masuk-nominasi-penghargaan-sastra-jerman/
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
EmoticonEmoticon